Pendahuluan
Konsep utama Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Masyarakat adalah memberikan perawatan dengan metode yang efektif dalam merespon kebutuhan kesehatan jiwa individu, keluarga atau kelompok. Masyarakat menjadi dasar pelayanan keperawatan jiwa dengan cara memberikan perawatan dalam bentuk hubungan terapeutik bersama pasien di rumah, tempat kerja, rumah singgah, klinik kesehatan jiwa, pusat perawatan primer, pusat krisis, rumah perawatan atau seting masyarakat lainnya dan yang paling penting adalah pemberian asuhan keperawatan kepada klien, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam kondisi sehat mental, beresiko gangguan jiwa dan mengalami gangguan jiwa tanpa melibatkan rumah sakit.
Tujuan dari pada Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Masyarakat yaitu memberikan pelayanan, konsultasi dan edukasi, atau memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip kesehatan jiwa kepada para agen masyarakat lainnya. Tujuan lainnya adalah menurunkan angka resiko terjadinya gangguan jiwa dan meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap praktek kesehatan jiwa melalui edukasi (Yosep & Sutini, 2014)
Upaya Kesehatan Jiwa Masyarakat
Upaya kesehatan jiwa masyarakat meliputi seluruh level dan tindakan keperawatan kesehatan jiwa. Merupakan pelayanan paripurna, mulai dari pelayanan kesehatan jiwa spesialistik, integratif, dan pelayanan yang berfokus masyarakat. Selain itu, memberdayakan seluruh potensi dan sumber daya di masyarakat sehingga terwujud masyarakat yang mandiri dalam memelihara kesehatannya.
Pelayanan kesehatan jiwa spesialistik dilaksanakan di rumah sakit jiwa dengan berbagai penerapan model praktik keperawatan profesional (MPKP) yang telah dikembangkan.
Pelayanan kesehatan jiwa integratif merupakan pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan di rumah sakit umum. Pelayanan ini berbentuk unit perawatan intensif kejiwaan dan konsultan penghubung keperawatan kesehatan mental. Unit psikiatri di rumah sakit umum merupakan sarana pelayanan keperawatan kesehatan jiwa jangka pendek (Yusuf et al., 2015)
Secara umum model konsep kesehatan jiwa masyarakat adalah memberikan asuhan kepada klien sepanjang hayat termasuk semua aspek kehidupan manusia, termasuk kebutuhan dasar, kebutuhan kesehatan fisik dan klien yang membutuhkan treatment psikiatrik dan rehabilitasi
Model lain dalam kesehatan jiwa masyarakat adalah Case management. Model ini adalah cara memberikan pelayanan pada klien secara multidisiplin. Pada model ini selain mengkaji support system dari masyarakat, juga melakukan identifikasi dari klien, treatment yang dilakukan, respon krisis, dental care, kondisi perumahan, pendapatan dan perlindungan hak serta advokasi. Semua kegiatan tersebut dilakukan bersama-sama terhadap klien yang mengalami gangguan jiwa maupun yang berisiko terkena gangguan jiwa (Yosep & Sutini, 2014)
Aplikasi Kesehatan Jiwa Masyarakat
Pelayanan keperawatan kesehatan jiwa yang komprehensif mencakup tiga tingkat pencegahan (Keliat et al., 2012) yaitu sebagai berikut :
Pencegahan Primer
- Fokus pelayanan keperawatan jiwa pada peningkatan kesehatan dan pencegahan gangguan jiwa
- Tujuan pelayanan adalah mencegah terjadinya gangguan jiwa, serta mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jiwa
- Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang belum mengalami gangguan sesuai dengan kelompok umur yaitu anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut
- Aktifitas pada pencegahan primer adalah sebagai berikut:
- Program pendidikan kesehatan, program stimulasi perkembangan, program sosialisasi, manajemen stres, dan persiapan menjadi orang tua
- Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim piatu, kehilangan pasangan, kehilangan pekerjaan, serta kehilangan rumah/tempat tinggal, yang semuanya ini mungkin terjadi akibat bencana
- Program pencegahan penyalahgunaan obat. Penyalahgunaan obat sering digunakan sebagai koping untuk mengatasi masalah
- Program pencegahan bunuh diri. Bunuh diri merupakan salah satu cara penyelesaian masalah oleh individu yang mengalamai keputusasaan
Pencegahan Sekunder
- Fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah detekni dini masalah psikososial dan gangguan jiwa serta penanganan dengan segera.
- Tujuan pelayanan adalah menurunkan kejadian gangguan jiwa
- Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang berisiko/memperlihatkan tanda-tanda masalah psikososial dan gangguan jiwa
- Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah sebagai berikut:
- Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara memperoleh informasi dari berbagai sumber seperti masyarakat, tim kesehatan lain, dan penemuan langsung.
- Melakukan penjaringan kasus
Pencegahan Tertier
- Fokus pelayanan keperawatan pada peningkatan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan jiwa.
- Tujuan pelayanan adalah mengurangi kecacatan/ketidakmampuan akibat gangguan jiwa
- Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa pada tahap pemulihan
- Aktivitas pada pencegahan tersier antara lain sebagai berikut:
- Program dukungan sosial dengan menggerakkan sumber-sumber di masyarakat seperti sumber pendidikan, dukungan masyarakat (tetangga, teman dekat, tokoh masyarakat), dan pelayanan terdekat yang terjangkau masyarakat
- Program rehabilitasi dengan memberdayakan pasien dan keluarga hingga mandiri yang berfokus pada kekuatan dan kemampuan pasien dan keluarga
- Program sosialisasi
- Program mencegah stigma. Stigma merupakan anggapan yang keliru dari masyarakat terhadap gangguan jiwa. Oleh karena itu, perlu diberikan program mencegah stigma untuk menghindari isolasi dan diskriminasi terhadap pasien gangguan jiwa
Prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat
Keperawatan kesehatan jiwa masyarakat adalah pelayanan keperawatan yang komprehensif, holistik dan paripurna yang berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa, rentan terhadap stress (risiko gangguan jiwa) dan dalam tahap pemulihan serta pencegahan kekambuhan (gangguan jiwa).
Pelayanan keperawatan komprehensif adalah pelayanan yang difokuskan pada pencegahan primer pada anggota masyarakat yang sehat jiwa, pencegahan sekunder pada anggota masyarakat yang mengalami masalah psikososial (risiko gangguan jiwa) dan pencegahan tersier pada pasien gangguan jiwa dengan proses pemulihan
Dari rentang respon tersebut sehat jiwa dicirikan dengan pikiran yang logis, persepsi akurat, emosi konsisten, perilaku selaras dengan lingkungan dan memiliki hubungan sosial yang memuaskan. Individu yang mengalami masalah psikososial adalah yang mengalami pikiran menyimpang (distres), gangguan persepsi ilusi, emosional menghadapi berbagai stimulus, perilaku kadang-kadang tidak selaras dengan lingkungan dan menarik diri.
Apabila seseorang sudah mengalami waham, halusinasi, tidak mampu mengendalikan emosi, tingkah lakunya kacau (disorganisasi), isolasi, maka sudah dikategorikan mengalami gangguan jiwa
Pelayanan keperawatan holistik adalah pelayanan menyeluruh pada semua aspek kehidupan manusia yaitu aspek bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual.
Aspek (bio-fisik) dikaitkan dengan masalah kesehatan fisik seperti kehilangan organ tubuh yang dialami anggota masyarakat akibat bencana yang memerlukan pelayanan dalam rangka adaptasi mereka terhadap kondisi fisiknya
Aspek psikologis dikaitkan dengan berbagai masalah psikologis yang dialami masyarakat seperti ketakutan, trauma, kecemasan maupun kondisi yang lebih berat yang memerlukan pelayanan agar mereka dapat beradaptasi dengan situasi tersebut
Aspek sosial dikaitkan dengan kehilangan suami/isteri/anak, keluarga dekat, kehilangan pekerjaan, tempat tinggal, dan harta benda yang memerlukan pelayanan dari berbagai sektor terkait agar mereka mampu mempertahankan kehidupan sosial yang memuaskan
Aspek kultural dikaitkan dengan budaya tolong menolong dan kekeluargaan yang dapat digunakan sebagai sistem pendukung sosial dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ditemukan
Aspek spiritual dikaitkan dengan nilai-nilai keagamaan yang kuat yang dapat diberdayakan sebagai potensi masyarakat dalam mengatasi berbagai konflik dan masalah kesehatan yang terjadi
Pelayanan keperawatan paripurna adalah pelayanan pada semua jenjang pelayanan yaitu dari pelayanan kesehatan jiwa spesialis, pelayanan kesehatan jiwa integratif dan pelayanan kesehatan jiwa yang bersumber daya masyarakat. Pemberdayaan seluruh potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat diupayakan agar terwujud masyarakat yang mandiri dalam memelihara kesehatannya (Keliat et al., 2012)
Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Masyarakat
Pendekatan proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien (Keliat et al., 2012), sebagai berikut :
Pengkajian
Pengkajian awal dilakukan dengan menggunakan pengkajian 2 menit berdasarkan keluhan pasien. Setelah ditemukan tanda-tanda menonjol yang mendukung adanya gangguan jiwa, maka pengkajian dilanjutkan dengan menggunakan format pengkajian kesehatan jiwa. Data yang dikumpulkan mencakup keluhan utama, riwayat kesehatan jiwa, pengkajian psikososial, dan pengkajian status mental. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan pasien dan keluarga, pengamatan langsung terhadap kondisi pasien, serta melalui pemeriksaan.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan dapat dirumuskan berdasarkan hasil pengkajian, baik masalah yang bersifat aktual (gangguan kesehatan jiwa) maupun yang berisiko mengalami gangguan jiwa. Jika perawat menemukan anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa, maka perawat harus berhati-hati dalam penyampaiannya kepada pasien dan keluarga agar tidak menyebutkan gangguan jiwa karena hal tersebut merupakan stigma dalam masyarakat. Adapun diagnosis keperawatan yang diidentifikasi penting untuk pascabencana adalah sebagai berikut. Masalah kesehatan jiwa pada anak/remaja. Depresi Perilaku kekerasan Masalah kesehatan jiwa pada usia dewasa.Harga diri rendah Perilaku kekerasan Risiko bunuh diri Isolasi social Gangguan persepsi sensori: halusinasi Gangguan proses pikir: waham defisit perawatan diri Masalah kesehatan jiwa pada lansia. Demensia Depresi
Perencanaan
Rencana tindakan keperawatan disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa yang mencakup tindakan psikoterapeutik yaitu: penggunaan berbagai teknik komunikasi terapeutik dalam membina hubungan dengan pasien; pendidikan kesehatan tentang prinsip-prinsip kesehatan jiwa dan gangguan jiwa; perawatan mandiri (aktivitas kehidupan sehari-hari) meliputi kebersihan diri (misal, mandi, kebersihan rambut, gigi, perineum), makan dan minum, buang air besar dan buang air kecil; terapi modalitas seperti terapi aktivitas kelompok, terapi lingkungan dan terapi keluarga; tindakan kolaborasi (pemberian obat-obatan dan monitor efek samping). Dalam menyusun rencana tindakan harus dipertimbangkan bahwa untuk mengatasi satu diagnosis keperawatan diperlukan beberapa kali pertemuan hingga tercapai kemampuan yang diharapkan baik untuk pasien maupun keluarga. Rencana tindakan keperawatan ditujukan pada individu, keluarga, kelompok, dan komunitas. Pada tingkat individu difokuskan pada peningkatan keterampilan dalam kegiatan sehari-hari dan keterampilan koping adaptif dalam mengatasi masalah.
Pada tingkat keluarga difokuskan pada pemberdayaan keluarga dalam merawat pasien dan menyosialisasikan pasien dengan lingkungan. Pada tingkat kelompok difokuskan pada kegiatan kelompok dalam rangka sosialisasi agar pasien mampu beradaptasi dengan lingkungan. Pada tingkat komunitas difokuskan pada peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan jiwa dan gangguan jiwa, serta menggerakkan sumber-sumber yang ada di masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh pasien dan keluarga.
Tindakan
Tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan rencana yang telah dibuat. Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien saat ini. Perawat bekerja sama dengan pasien, keluarga, dan tim kesehatan lain dalam melakukan tindakan. Tujuannya adalah memberdayakan pasien dan keluarga agar mampu mandiri memenuhi kebutuhannya serta meningkatkan keterampilan koping dalam menyelesaikan masalah. Perawat bekerja dengan pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka dan memfasilitasi pengobatan melalui kolaborasi dan rujukan.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai perkembangan pasien dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah. Evaluasi pasien Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sesuai kemampuannya. Membina hubungan dengan orang lain di lingkungannya secara bertahap. Melakukan cara-cara meyelesaikan masalah yang dialami. Evaluasi keluarga Membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien hingga pasien mandiri. Mengenal tanda dan gejala dini terjadinya gangguan jiwa. Melakukan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa atau kekambuhan. Mengidentifikasi perilaku pasien yang membutuhkan konsultasi segera. Menggunakan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat seperti tetangga, teman dekat, pelayanan kesehatan terdekat (Yosef, 2011).
Daftar Pustaka
Keliat, B. A., Akemat, Helena, N., & Nurhaeni, H. (2012). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (EGC (ed.)
Yosef, I. (2011). Keperawatan Jiwa (R. Aditama (ed.); Edisi Revisi
Yosep, I., & Sutini, T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Refika Aditama.
Yusuf, A., PK, R. F., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa (Salemba Medika (ed.)
Dadang Darmawan M.Kes adalah dosen tetap Prodi D III Keperawatan STIKes RS. Dustira Cimahi. Menyelesaikan Pendidikan D3 Keperawatan (AKPER) di Akademi Keperawatan (AKPER) Jenderal Achmad Yani Cimahi Tahun 1995, melanjutkan S1 Kesehatan Masyarakat di Universitas respati Indonesia jakarta Tahun 2004, kemudian menyelesaikan pendidikan S2 Kesehatan Masyarakat di Bidang Peminatan Promosi Kesehatan di Universitas Padjadjaran Bandung pada tahun 2011. Mata kuliah yang diampu adalah Promosi Kesehatan, Pelayanan Kesehatan Primer, Keperawatan Jiwa dan Keperawatan Keluarga. Menjadi anggota PPNI