Berikut adalah hasil seleksi yang dilakukan oleh Pustakawan STIKes RS Dustira dari hasil penelitian mahasiswa dengan kasus penyakit hipertensi. Informasi abstrak karya tulis ilmiah mahasiswa ini dapat diakses di Repositori STIKes RS Dustira.
Tanggal penyusunan: 12-09-2024
oleh: Shanti Maulani, S.IIP
No | Penulis | Intervensi | Tahun Penelitian | Hasil Penelitian |
1 | Nuraeni Agustiani | Relaksasi Autogenik dan Terapi Musik | 2024 | Hasil yang didapatkan pada studi kasus ini yaitu setelah dilakukan penerapan relaksasi autogenik dan terapi musik selama 3 hari berturut-turut, kekuatan nadi perifer cukup membaik, warna kulit pucat cukup menurun, pengisian kapiler cukup menurun, akral cukup membaik, turgor kulit cukup membaik. |
2 | Eva Asti Ayundia | Relaksasi Otot Progresif | 2024 | Hasil pengkajian didapatkan pasien mengeluh nyeri kepala skala 5 (sedang), tengkuk terasa berat, terbangun di malam hari, terlihat meringis, tampak ketegangan otot, tekanan darah 150/90mmHg. Implementasi dilakukan selama 3 hari dengan 1 kali pertemuan selama ± 10 menit. Evaluasi penerapan relaksasi otot progresif menunjukkan bahwa pasien mengalami penurunan skala nyeri akut menjadi 1 (ringan), meringis dan ketegangan otot menurun, pola tidur, tekanan darah dan nadi membaik. |
3 | Yanti Susanti | Teknik Hidroson | 2024 | Hasil pengkajian yang didapatkan yaitu keluhan lemas, pusing, dan peningkatan tekanan darah. Masalah keperawatan yang muncul yaitu penurunan curah jantung. Fokus perencanaan dengan memberikan Teknik hidroson sebanyak 3 kali pertemuan dengan durasi 10-15 menit. Hasil Studi kasus Diketahui ada pengaruh yang signifikan Teknik hidroson terhadap tekanan darah. Hasil implementasi Teknik hidroson menunjukkan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum terapi sebesar 150/100mmHg dan setelah terapi sebesar 144/96 mmHg, sehingga dapat disimpulkan bahwa Teknik hidroson dapat menurunkan tekanan darah yang didukung dengan ketekunan klien dalam mengikuti instruksi teknik hidroson. |
4 | Rizal Fauzi Afidin | Teknik Alternate Nostril Breathing Exercise | 2024 | Hasil pengkajian klien mempunyai riwayat hipertensi mengalami masalah risiko penurunan curah jantung dengan data jantung berdebar kencang dengan tekanan darah 160/100 mmHg dan nadi 113x/menit. Fokus intervensi melakukan implementasi penerapan teknik Alternate Nostril Breathing Exercise selama 5 hari dengan frekuensi 2 kali sehari selama 20 menit. Hasil penerapan teknik Alternate Nostril Breathing Exercise adanya penurunan tekanan darah selama penerapan 5 hari dengan rata-rata mengalami penurunan tekanan darah yaitu sistol 4,7 mmHg dan diastol 3,4 mmHg. |
5 | Rahayu Pidia Keumala | Terapi Relaksasi Genggam Jari dan Nafas Dalam | 2024 | Hasil studi kasus menunjukkan bahwa penerapan relaksasi genggam jari dan napas dalam dapat mengatasi nyeri akut pada pasien dengan hipertensi. Berdasarkan data subjektif pasien mengatakan sudah mengetahui tentang hipertensi, tentang cara merawat penderita hipertensi dan objektif tekanan darah 135/80 mmHg, nadi 84x/menit, respirasi 19x/menit bahwa tindakan relaksasi genggaman jari dan pernapasan dalam dapat mengatasi nyeri akut pada pasien hipertensi. |
6 | Muhammad Iqbal Fauzi |
Foot Massage |
2024 | Hasil studi kasus ini menunjukkan bahwa keluarga yang mengalami hipertensi dapat dilakukan tindakan terapi komplementer foot massage. Terapi foot massage dilakukan selama 5 hari dengan setiap pertemuan selama 15-30 menit. Evaluasi yang dicapai pada studi kasus ini gangguan perfusi perifer teratasi. Dapat disimpulkan bahwa terapi komplementer foot masssage pada klien ibu S. usia 50 tahun yang mengalami hipertensi dapat terbantu oleh adanya terapi foot massage dalam menurunkan tekanan darah klien. |
7 | Karisha Syahwanigia Gunawan |
Teknik Slow Deep Breathing dan Dzikir |
2024 | Teknik slow deep breathing dan dzikir ini dilakukan dengan cara tarik nafas dalam secara lambat selama 3 detik dan setelah itu dilanjut dengan klien mengucapkan dzikir “istigfar” dilakukan dengan durasi 10-15 menit. Penelitian ini dilakukan selama 4 hari dengan 2 kali pertemuan pagi dan sore hari. Metode ini sudah diterapkan dan terbukti ada penurunan pada saat dilakukan kepada Ny.K sebagai klien,terdapat penurunan angka tekanan darah setiap harinya setelah dilakukannya metode slow deep breathing dan dziki. Hasil hari pertama dan hari terakhir yaitu pada pengukuran sebelum dilakukan tindakan 160/90 mmHg dan setelah dilakukan yaitu 151/90 mmHg. Hal ini menunjukan bahwa teknik slow deep breathing dan dzikir efektif menurunkan angka tekanan darah pada penderita hipertensi. |
8 | Nazma Nurul Azis |
Relaksasi Benson dan Hidroterapi Rendam Kaki dengan Air Hangat |
2024 | Terapi relaksasi benson dan hidroterapi rendam kaki dengan air hangat dilakukan selama 1 pertemuan 3 hari berturut-turut dengan waktu 10 menit per harinya. Hasil studi kasus penerapan relaksasi benson dan hidrotreapi rendam kaki dengan air hangat menunjukkan bahwa pasien mengalami perbaikan tekanan darah, pusing berkurang, akral dingin berkurang, pucat berkurang. Disimpulkan bahwa relaksasi benson dan hidroterapi rendam kaki dengan air hangat dapat diberikan kepada pasien hipertensi yang mengalami perfusi perifer tidak efektif, karena dari relaksasi benson dan hidroterapi rendam kaki dengan air hangat ini dapat menurunkan tekanan darah, membesarkan pembuluh darah pada kaki, tungkai dan penenangan diri khususnya pada pasien hipertensi. |
9 | Resti Febriyanti |
Pijat Kaki |
2023 | Teknik pijat kaki dilakukan selama 3 hari dalam 1 kali sehari dengan durasi 30 menit per harinya. Hasil dari pengkajian studi kasus yang didapat menunjukan bahwa pasien mengalami peningkatan tekanan darah yaitu 145/95mmHg dan mengalami pucat. Sehingga diangkat masalah risiko perfusi perifer tidak efektif. Disimpulkan bahwa pijat kaki dapat diberikan kepada pasien hipertensi yang mengalami perfusi perifer tidak efektif, karena pijat kaki dapat dapat memperbaiki sirkulasi khususnya pada pasien hipertensi. |
10 | Arin Riwanna Fitriani |
Hidroterapi Rendam Kaki Air Hangat dengan Campuran Garam |
2023 | Hasil yang didapatkan dalam studi kasus ini yaitu pasien sudah tidak merasa kesemutan, tekanan darah pasien menjadi 120/90 mmHg, nadi 81x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,7⁰C, MAP 93,3 mmHg, CRT <2 detik dan akral teraba hangat. Dapat disimpulkan bahwa hidroterapi rendam kaki air hangat dengan campuran garam ini dapat mengatasi risiko perfusi perifer tidak efektif pada pasien hipertensi. |
11 | Ari M Rifaldi |
Terapi Relaksasi Napas Dalam |
2023 | Hasil studi kasus ini menunjukkan bahwa pasien mengeluh nyeri di bagian kepala dan terlihat meringis sehingga masalah keperawatan yang diangkat adalah nyeri akut. Penerapan teknik relaksasi napas dalam dilakukan 1x dalam 1 hari selama 30 menit. Evaluasi yang dicapai pada studi kasus ini nyeri akut teratasi dibuktikan pada hari pertama skala nyeri 4 dari (1-10) menggunakan metode NRS dengan tekanan darah 140/100 mmHg dan hasil pada hari terakhir skala nyeri 1 dengan tekanan darah 130/90 mmHg. |
12 | Irma Putri Damayanti |
Teknik Relaksasi Dzikir |
2023 | Hasil studi kasus ini menunjukkan bahwa pasien mengeluh sulit tidur, sering terjaga, tidak puas tidur, istirahat tidak cukup 4 (cukup meningkat) dan mengeluh kemampuan beraktivitas menurun 4 (cukup meningkat), sehingga masalah yang diangkat adalah gangguan pola tidur. Teknik relaksasi dzikir dilakukan selama 3 kali pertemuan, 5-6 jam sebelum mengkonsumsi obat antihipertensi. Evaluasi yang dicapai pada studi kasus ini yaitu gangguan pola tidur teratasi. Dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi dzikir pada pasien hipertensi dapat mengatasi gangguan pola tidur dengan hasil keluhan sulit tidur, sering terjaga, tidak puas tidur, istirahat tidak cukup 1 (menurun) dan kemampuan beraktifitas 2 (cukup meningkat). |
13 | Ajeng Reisa Amalya |
Kompres Hangat Kering |
2023 | Hasil studi kasus ini menunjukan bahwa pasien mengeluh nyeri kepala sehingga masalah keperawatan yang diangkat adalah nyeri akut. Teknik kompres hangat kering dilakukan selama 3 kali pertemuan selama 10-15 menit. Evaluasi yang dicapai pada studi kasus ini nyeri akut teratasi. Dapat disimpulkan bahwa teknik kompres hangat kering pada pasien Hipertensi Derajat I dapat membantu mengurangi rasa nyeri kepala yang dirasakan pasien. |
14 | Noviana | Senam Hipertensi | 2023 | Hasil pengkajian yang didapatkan pasien mengeluh pusing dan sakit kepala menjalar ke tungkak. Diagnosa keperawatan yang diangkat yaitu perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi. Tahap perencanaan yang dilakukan yaitu pendidikan kesehatan dan mendemontrasikan senam hipertensi yang dilakukan selama 30 menit. Hasil evaluasi yang didapatkan setelah 6 hari dilakukan penerapan senam hipertensi pasien terlihat kooperatif, mengikuti sesuai anjuran, mengerti tentang penyakit hipertensi dan melakukan senam hipertensi secara mandiri. |
15 | Alifia Aliyyah Ridwan |
Refleksi Pijat Kaki |
2023 | Tekanan darah pada Ibu E setiap harinya mengalami penurunan tekanan darah dimana sebelum refleksi pijat kaki tekanan darah Ibu E sebesar 150/105 mmHg yang termasuk kategori hipertensi derajat 1, setelah dilakukan refleksi pijat kaki selama 6 hari tekanan darah Ibu E menjadi 135/90 mmHg termasuk prehipertensi dengan hasil penurunan tekanan darah sebesar 15 mmHg. Dari hasil implementasi yang dilaksanakan selama 6 hari refleksi pijat kaki dapat membantu penurunan tekanan darah pada klien hipertensi dikarenakan dapat mempengaruhi kegiatan jantung dalam memompa dan mengurangi pengerutan dinding-dinding pembuluh darah. |
16 | Inggan Kurnia Ramadhanti | Senam Ergonomik | 2023 | Hasil evaluasi yang didapatkan setelah dilakukan senam ergonomik selama 6 hari sebanyak 12 kali pertemuan klien terlihat kooperatif dalam melakukan tindakan senam ergonomik, mengikuti sesuai anjuran, mengerti tentang penyakit hipertensi dan melakukan penerapan tindakan senam ergonomik secara mandiri, serta memeriksa tekanan darah secara rutin ke puskesmas. Dari tindakan senam ergonomik terdapat penurunan tekanan darah menurun. Siastolik 150 mmHg dan diatolik menjadi 60 mmHg. Kesimpulan sesudah diberikan tindakan senam ergonomik mengalami penurunan pada tekanan darah. |
17 | Putri Rizkya Ananda | Senam Tera | 2023 | Hasil yang didapatkan dalam studi kasus ini terdapat penurunan tekanan darah setelah dilakukan penerapan senam tera selama 3 hari dalam 2 kali pertemuan dalam waktu 30 menit. Terdapat penurunan tekanan darah darah 160/100 mmHg menjadi 140/85 mmHg atau rata-rata untuk sistolik 3,5 mmHg dan diastolik 5 mmHg. Dapat disimpulkan bahwa penerapan senam tera dapat menurunkan tekanan darah pada klien yang menderita hipertensi. |
18 | Muhammad Aryo Nabhan | Relaksasi Dzikir | 2023 | Tekanan darah pada Ibu H mengalami penurunan tekanan darah dilihat dari hasil sebelum relaksasi dzikir memiliki tekanan darah 150/95 mmHg yang termasuk kategori hipertensi derajat 1, setelah dilakukan relaksasi dzikir selama 4 hari tekanan darah Ibu H menjadi 135/90 mmHg termasuk prehipertensi dengan hasil penurunan tekanan darah sebesar 15 mmHg. Dapat disimpulkan bahwa dari hasil implementasi yang dilaksanakan selama 4 hari relaksasi dzikir dapat berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah dikarenakan dapat mempengaruhi kegiatan jantung dalam memompa dan mengurangi pengerutan dinding-dinding pembuluh darah. |
19 | Puspita Mustikawati |
Isomatric Handgrip Exercise dikombinasikan dengan Slow Deep Breathing |
2023 | Masalah keperawatan yang muncul adalah Manajemen kesehatan tidak efektif. Fokus intervensi yaitu dengan melakukan pengkajian dan pendidikan kesehatan serta memberikan terapi kombinasi ini sebanyak 10 kali pertemuan dalam 5 hari dengan durasi 20-30 menit. Hasil studi kasus menunjukan adanya penurunan tekanan darah sistolik 17 mmHg serta diastolik 20 mmHg dalam 10 kali terapi atau rata rata untuk sistolik 5,3 mmHg dan diastolik 3,5 mmHg setiap harinya. Dapat disimpulkan bahwa kombinasi terapi ini dapat menurunkan tekanan darah klien hipertensi yang didukung dengan ketekunan klien dalam mengikuti rangkaian terapi ini. |
20 | Putri Regita |
Teknik Brisk Walking Exercise |
2023 | Pelaksanaan meliputi pendidikan kesehatan mengenai penyakit hipertensi dan demonstrasi brisk walking exercise yang dilakukan selama 3 hari secara berturut-turut dalam waktu 30 menit dengan jarak 1-2 km yang mampu menurunkan tekanan darah. Evaluasi yang dicapai dari studi kasus ini yaitu tekanan darah menurun setelah dilakukan tindakan terapi brisk walking exercise menjadi 124/80 mmHg yang awalnya 140/90 mmHg. |
21 | Dian Hildawati |
Terapi Musik Klasik |
2023 | Hasil pengkajian yang didapatkan klien hipertensi mengeluh pusing dan nyeri tengkuk. Diagnoasa keperawatan yang diangkat yaitu perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi. Tahap perencanaan yang dilakukan yaitu pendidikan kesehatan dan mendemontrasikan terapi musik klasik yang dilakukan selama 15 menit. Hasil evaluasi yang didapatkan setelah 5 hari dilakukan penerapan terapi musik klasik klien terlihat kooperatif, mengikuti sesuai anjuran, mengerti tentang penyakit hipertensi dan melakukan penerapan terapi musik klasik secara mandiri. |
22 | Rena Rifayanti |
Senam Hipertensi |
2022 | Hasil dari studi kasus ini menunjukan bahwa pasien mengalami peningkatan tekanan darah, perubahan nadi, perubahan warna kulit yang disertai dispnea, sehingga masalah keperawatan yang diangkat adalah resiko penurunan curah jantung. Senam hipertensi ini dilakukan selama 3 hari dalam waktu 25 menit yang dapat mengatasi hipertensi dengan resiko penurunan curah jantung. Evaluasi yang di capai dari studi kasus ini tekanan darah membaik, warna kulit tidak pucat, nadi menurun dan dispnea menurun. |
23 | Oggi Julian Rahmatulloh |
Teknik Relaksasi Otot Progresif |
2022 | Hasil studi kasus ini menunjukan bahwa pasien mengeluh nyeri, tekanan darah 150/100, nadi 103x/ menit, kulit pucat sehingga masalah keperawatan yang diangkat adalah penurunan curah jantung. Teknik relaksasi otot progresif dilakukan selama 3 hari dalam seminggu. Evaluasi yang dicapai pada studi kasus ini tekanan darah membaik, keluhan nyeri menurun. |
24 | Rizki Bunga Suciani |
Teknik Relaksasi Otot Progresif |
2022 | Hasil dari studi kasus menunjukkan bahwa pasien mengalami peningkatan tekanan darah, perubahan nadi, perubahan warna kulit disertai dengan dispnea sehingga masalah keperawatan yang diangkat adalah penurunan curah jantung. Relaksasi otot progresif ini dilakukan selama 3 hari dalam waktu 25 menit yang dapat mengatasi hipertensi dengan penurunan curah jantung. Evaluasi yang dicapai dari studi kasus ini tekanan darah membaik, nadi menurun, warna kulit tidak pucat, dan dispnea menurun. |
25 | Siti Nurjanah |
Relaksasi Benson |
2022 | Pelaksanaan terapi ini dilakukan 2x dalam sehari 10-15 menit selama 7 hari, yang dilaksanakan di Rw.11 Kelurahan Buninagara Sindangkerta. Hasil akhir dari intervensi terapi relaksasi benson untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi dengan diagnosa risiko penurunan curah jantung yang dilakukan selama 7 hari, dimana didapatkan tekanan darah pada pasien menurun dari 180/100 mmHg menjadi 150/80 mmHg. Terapi relaksasi benson ini berpengaruh dalam menurunkan tekanan darah. Hal ini dibuktikan dengan hasil terapi, dimana sebelum dilakukan penerapan terapi, responden masuk dalam hipertensi derajat II dan setelah diberikan terapi selama 7 hari tekanan darah responden menjadi hipertensi derajat I. |
26 | Nita Pebriyanti |
Teknik Slow Deep Breathing |
2022 | Hasil dari studi kasus menunjukkan bahwa pasien mengalami dispnea, peningkatan tekanan darah, perubahan warna kulit, CRT >3 detik dan edema pada ekstermitas bawah sehingga masalah yang diangkat adalah penurunan curah jantung. Slow Deep Breathing ini dilakukan selama 3 hari dalam waktu 15 menit yang dapat mengatasi hipertensi dengan penurunan curah jantung. Evaluasi yang dicapai dari studi kasus ini dispnea menurun, tekanan darah membaik, warna kulit tidak pucat, CRT kembali <3 detik dan edema menurun, hasil akhir masalah keperawatan tidak teratasi. Dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi Slow Deep Breathing dapat diberikan sebagai asuhan keperawatan yang mengatasi penurunan curah jantung pada hipertensi. |
Data Update: 12-09-2024. (SM)