Berikut adalah hasil seleksi yang dilakukan oleh Pustakawan STIKes RS Dustira dari hasil penelitian mahasiswa dengan kasus penyakit hipertensi. Informasi abstrak karya tulis ilmiah mahasiswa ini dapat diakses di Repositori STIKes RS Dustira.
Tanggal penyusunan: 17-09-2024
oleh: Muhamad Agung Santoso, S.S.I
No | Penulis | Intervensi | Tahun Penelitian | Hasil Penelitian |
27 | Arisman Sumpena | TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF | 2022 | Setelah peneliti menerapkan keknik Relaksasi Otot Progresif yang telah dilakukan oleh pasien selama 6 hari, didapat hasil evaluasi yaitu beberapa tanda dan gejala perfusi perifer tidak efektif seperti tekanan darah, pengisian kapiler, nadi perifer, warna kulit dan turgor kulit telah teratasi akan tetapi masih ada beberapa tanda dan gejala yang belum teratasi seperti nyeri pada ekstremitas, parastesia dan edema. Namun sesuai dengan hasil Studi Kasus ini pun ditemukan bahwa Relaksasi Otot Progresif pada pasien belum dapat mengatasi keluhan kesemutan atau parastesia, masih terdapat edema pada ekstremitas, dan masih adanya nyeri pada kaki. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor yang dialami oleh pasien diantaranya pasien mengalami komplikasi selain hipertensi yaitu Diabetes Melitus dan Bronchitis serta ada pula faktor lain seperti pasien yang tidak pernah melakukan olahraga. |
28 | Tyara Putri Kayla | PENERAPAN KOMPRES HANGAT DI LEHER TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI KEPALA | 2022 | Hasil pengkajian didapatkan yaitu mengeluh nyeri, meringis, tidak fokus, dan nilai skala NRS 5 (nyeri sedang). Masalah keperawatan yang muncul adalah nyeri akut. Fokus intervensi dengan memberikan kompres hangat sebanyak 3 kali pertemuan dengan durasi 15 menit setiap perlakuan. Hasil studi kasus menunjukan adanya penurunan tingkat nyeri. Evaluasi sumatif yang dilakukan menunjukan adanya pencapaian target indikator yang telah ditetapkan dan penurunan nilai skala Numeric Rating Scale (NRS). |
29 | Maya Fitria | PENERAPAN HIDROTERAPI RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH | 2022 | Hasil pengkajian yang didapatkan yaitu tekanan darah 145/98 mmHg, CRT > 3 detik, akral dingin dan hematokrit 30,9%. Masalah keperawatan yang muncul adalah risiko perfusi perifer tidak efektif. Fokus intervensi dengan memberikan penerapan hidroterapi menggunakan air hangat sebanyak 3 kali perlakuan selama 3 hari dengan suhu air 400C dan durasi 15 menit. Hasil studi kasus didapatkan adanya penurunan tekanan darah dari 145/98 mmHg menjadi 130/91 mmHg. Evaluasi sumatif yang dilakukan menunjukkan adanya puncak penurunan tekanan darah pada hari ke-2, dengan rata-rata penurunan tekanan darah sistol 8,3 mmHg dan diastol 7 mmHg. |
30 | Desi Wulansari | PENERAPAN TERAPI MUSIK KLASIK | 2022 | Pada pengkajian Ibu.T pada usia 52 tahun dengan keluhan nyeri daerah tengkuk. Diagnosa keperawatan yang diambil yaitu nyeri akut. Intervensi yang dibuat yaitu edukasi dan penerapan terapi musik klasik. Implementasi dilaksanakan 3 hari berturut-turut. Evaluasi dari penerapan terapi musik klasik adanya penurunan Hipertensi setelah diberikan penerapan terapi musik klasik. Kesimpulan asuhan keperawatan pada Hipertensi dilaksanakan sesuai dengan tahap keperawatan adanya penurunan tekanan darah melalui penerapan terapi musik klasik. |
31 | Sheila Apriliany | PENERAPAN SENAM HIPERTENSI | 2022 | Pada pengkajian Ibu. N usia 33 tahun dengan keluhan sakit kepala, pusing dan kesemuatan. Diagnosa keperawatan yang di ambil perfusi perifer tidak efektif. Intervensi yang diberikan pendidikan kesehatan dan memberikan tindakan senam hipertensi. Implementasi yang dilakukan selama 3 hari. Evaluasi dari tindakan senam hipertensi ini adanya penurunan tekanan darah pada hari ke-2. Kesimpulan penerapan senam hiperetensi pada Ibu. N dilakukan dengan tahap keperawatan adanya penurunan tekanan darah dengan tindakan tersebut. |
32 | Afifah Kharidah Humaira | PENERAPAN SENAM HIPERTENSI DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH | 2022 | Hasil pengkajian didapatkan klien mengatakan nyeri kepala bagian belakang dengan tekanan darah 160/90 mmHg. Masalah keperawatan yang diangkat yaitu nyeri akut. Intervensi yang dilakukan yaitu terapi non farmakologi melalui penerapan senam hipertensi. Hasil evaluasi didapatkan rata-rata tekanan darah siastol sebesar 4 poin dan tekanan darah diastol sebesar 6 poin. Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa senam hipertensi dapat membantu menurunkan tekanan darah pada klien hipertensi. |
33 | Syifa Fauziyah Nur Ramadhani | PENERAPAN LATIHAN ISOMETRIK HANDGRIP DALAM MEMBANTU MENURUNKAN TEKANAN DARAH | 2022 | Dari hasil evaluasi selama 5 pertemuan menunjukkan adanya penurunan tekanan darah dari hari pertama sampai hari kelima yaitu tekanan darah sistolik sebesar 5 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 4 mmHg. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum dan sesudah diberikan latihan isometrik handgrip pada Ibu N. Latihan Isometrik Handgrip dapat dikembangkan sebagai salah satu alternatif lain untuk membantu menurunkan atau menjaga tekanan darah penderita hipertensi dan juga sebagai salah satu modifikasi gaya hidup. |
34 | Resty Septianie Rahmat | PENERAPAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF | 2022 | Hasil pengakajian yang didapatkan pasien mengatakan nyeri kepala menjalar sampai ke punuk dengan skala nyeri 4 tekanan darah 160/100 mmHg. Masalah keperawatan yang diangkat yaitu perfusi perifer tidak efektif. Intervensi yang dilakukan yaitu terapi non-farmakologis melalui penerapan relaksasi otot progresif. Hasil evaluasi yang didapatkan pada hari pertama sebelum dilakukan tindakan tekanan darah 160/100 mmHg dan setelah dilakukan tindakan tekanan darah menjadi 160/90 mmHg. Pada hari keempat tekanan darah sebelum dilakukan tindakan 150/90 mmHg dan setelah dilakukan tindakan tekanan darah menjadi 150/80 mmHg. Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa terapi relaksasi otot progresif dapat membantu menurunkan tekanan darah. |
35 | Adi Wira Wibawa | PENERAPAN TERAPI NAFAS DALAM UNTUK MENGENDALIKAN PENURUNAN TEKANAN DARAH | 2022 | Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik pada tanggal 25 Mei 2022 didapatkan hasil TD : 151/99 mmHg, saat pertama kali pengkajian Ibu S. Diagnosa yang didapatkan nyeri kronis berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Bpk P dalam merawat Ibu S dengan penyakit hipertensi. Dalam perencanaan penulis mengikut sertakan keluarga dalam penyuluhan dan demonstrasi untuk mengatasi masalah yang muncul. Pelaksanaan meliputi promosi kesehatan dan demonstrasi perawatan hipertensi pada Ibu. S dengan terapi nafas dalam. Didapatkan hasil TD : 151/99mmHg, dengan demikian diagnosa keperawatan teratasi ditandai dengan tercapainya binaan keluarga Ibu. S yaitu peningkatan pengetahuan, keterampilan perilaku untuk mengatasi hipertensi dengan terapi nafas dalam. |
36 | Vina Amelia Pebriyanti | PENERAPAN TERAPI MUSIK KLASIK DENGAN HIPERTENSI DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH | 2022 | Hasil pengkajian yang didapatkan yaitu pasien mengatakan sakit kepala dibagian belekang dengan skala nyeri 4. Intervensi yang diberikan untuk menurunkan tekanan darah yaitu terapi musik klasik yang dilakukan selama 15 menit dalam 5 hari. Hasil eveluasi yang diapatkan pada hari pertama yaitu sebelum tindakan dilakukan tekanan darah 150/100 mmHg dan setelah dilakukan terapi musik klasik tekanan darah menurun menjadi 150/90 mmHg. Pada hari kelima tekanan darah sebelum dilakukan tindakan 150/100 mmHg dan setelah diberikan terapi musik klasik menjadi 150/80 mmHg. Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa terapi musik klasik dapat menurunkan tekanan darah. |
37 | Riska Puspita Hermawan | PENERAPAN TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH | 2022 | Pada pengkajian Ibu A usia 42 tahun dengan keluhan pusing dan nyeri tengkuk. Intervensi yang diberikan adalah pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan mendemonstrasikan terapi rendam kaki air hangat. Implementasi yang dilakukan selama 3 hari. Evaluasi dari terapi rendam kaki air hangat ini adanya penurunan tekanan darah pada Ibu A. |
38 | Selvia Sri Wahyuni | PENERAPAN BRISK WALKING EXERCISE DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH | 2022 | Dalam proses pengkajian ditemukan Ibu A memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, saat dilakukan pemeriksaan didapatkan TD : 140/90 mmHg. Diagnosa yang muncul adalah perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan penyakit hipertensi. Dalam perencanaan penulis mengikutsertakan keluarga dalam penyuluhan dan demonstrasi tentang masalah yang muncul. Pelaksanaan meliputi pendidikan kesehatan mengenai hipertensi dan demonstrasi perawatan hipertensi brisk walking exercise. Brisk walking exercise ini dilakukan selama 3 hari dalam waktu 15 menit yang dapat menurunkan tekanan darah. Evaluasi yang dicapai dari studi kasus ini adalah tekanan darah menurun setelah diterapkan teknik brisk walking exercise. |
39 | Vicent Nina Lorenza | PENERAPAN TERAPI MUSIC NATURE SOUND (SUARA ALAM) | 2022 | Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh pemberian terapi musik Nature Sound (suara alam) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi dengan nilai (p=0,000). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi perawat untuk menjadikan terapi musik nature sound (suara alam) tersebut sebagai salah satu intervensi mandiri keperawatan keluarga dalam membantu meringankan tekanan darah pada pasien. |
40 | Erfin Yudha Permana | PENERAPAN SENAM PROLANIS DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH TINGGI | 2022 | Hasil pengkajian yang didapatkan yaitu keluhan nyeri bagian tengkuk, keluhan pusing serta lemas saat beraktivitas, dan peningkatan tekanan darah. Masalah keperawatan yang muncul adalah nyeri kronis. Fokus intervensi dengan memberikan terapi senam prolanis sebanyak 3 kali pertemuan dalam seminggu dengan durasi 15-30 menit. Hasil studi kasus menunjukkan adanya penurunan tekanan darah setelah dilakukannya senam prolanis. Evaluasi sumatif yang dilakukan menunjukkan adanya pencapaian target indikator yang telah ditetapkan dan penurunan nilai tekanan darah dengan rata-rata penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg dan diastolik 13,33 mmHg. |
41 | Ai Saripah | PENERAPAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGENDALIKAN TEKANAN DARAH | 2022 | Adapun hasil yang telah dicapai dalam pembinaan Ibu S adalah peningkatan pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk mengatasi hipertensi. Setelah diberikan asuhan keperawatan kepada Ibu S diharapkan klien bisa melanjutkan terapi relaksasi otot progresif untuk mengendalikaan tekanan darah, mengatur pola makan serta istirahat yang cukup secara mandiri sehingga hipertensinya dapat teratasi. |
Data Update: 23-09-2024. (SM)